قَالُوا إِنْ هَذَانِ لَسَاحِرَانِ يُرِيدَانِ أَن يُخْرِجَاكُم مِّنْ أَرْضِكُم بِسِحْرِهِمَا وَيَذْهَبَا بِطَرِيقَتِكُمُ الْمُثْلَى
﴿٦٣﴾
Quraish Shihab
Mereka berkesimpulan bahwa Mûsâ dan Hârûn hanyalah penyihir biasa yang saling bekerja sama untuk mengusir mereka dari negeri mereka dan merebut kekuasaan dari tangan mereka dengan jalan sihir. Dengan begitu, Banû Isrâ'îl akan terjebak dengan sihirnya yang menunjukkan kepalsuan kepercayaan yang mereka mereka anut dan mereka anggap baik.
Tafsir Jalalayn
(Mereka berkata) kepada diri mereka sendiri, ("Sesungguhnya dua orang ini) ungkapan Haadzaani dijadikan hujah atau alasan bagi sebagian ahli Nahwu yang menetapkan huruf Alif pada isim Tatsniyah dalam tiga keadaan. Akan tetapi menurut qiraat Abu 'Amr, lafal Haadzaani ini dibaca Haadzaini (adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kalian, dari negeri kalian dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kalian yang utama") lafal Mutslaa adalah bentuk Muannats dari lafal Amtsal; maksudnya yang mulia. Artinya, keduanya akan melenyapkan kemuliaan kalian, bila mereka berdua dibiarkan menang, kemudian kalian cenderung kepada keduanya.