indonesia [Berubah]

Al-Ma'idah-70, Quran pembacaan ke oleh Abu Bakr al Shatri

berikutnya
sebelumnya
share on facebook  tweet  share on google  print  
70

Al-Ma'idah-70, Quran pembacaan ke oleh Abu Bakr al Shatri

Bandingkan semua terjemahan Indonesia Surah Al-Ma'idah - Ayat 70

سورة المائدة

Surah Al-Ma'idah

Bismillāhir rahmānir rahīm

لَقَدْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَأَرْسَلْنَا إِلَيْهِمْ رُسُلاً كُلَّمَا جَاءهُمْ رَسُولٌ بِمَا لاَ تَهْوَى أَنْفُسُهُمْ فَرِيقًا كَذَّبُواْ وَفَرِيقًا يَقْتُلُونَ ﴿٧٠﴾
5/Al-Ma'idah-70: Laqad akhathna meethaqa banee israeela waarsalna ilayhim rusulan kullama jaahum rasoolun bima la tahwa anfusuhum fareeqan kaththaboo wafareeqan yaqtuloona

Bahasa Indonesia

Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.

Quraish Shihab

Sesungguhnya kami telah mengambil perjanjian dengan orang-orang Yahudi Banû Isrâ'îl dengan tegas untuk mengikuti ajaran-ajaran Tawrât. Kami telah mengutus kepada mereka nabi-nabi untuk menjelaskan Tawrât dan menegaskan perjanjian yang telah Kami buat. Tetapi mereka melanggar perjanjian itu. Setiap kali seorang rasul datang kepada mereka dengan membawa ajaran yang bertentangan dengan hawa nafsu, mereka mendustakan sebagian dari rasul-rasul itu dan membunuh sebagian yang lain.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israel) untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul tetapi setiap datang kepada mereka seorang rasul) dari kalangan mereka sendiri (dengan membawa apa yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka) yaitu berupa perkara yang hak/benar maka mereka tidak mempercayainya (sebagian) dari rasul-rasul itu (mereka dustakan dan sebagian yang lain) dari rasul-rasul itu (mereka bunuh) seperti Nabi Zakaria dan Nabi Yahya. Pengungkapan dengan lafal yaqtuluuna/fi`il mudhari` bukannya dengan lafal qataluu/fi`il madhi menggambarkan tentang keadaan yang sedang berlangsung di masa lalu karena adanya fashilah/pemisah.
70