وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُودَ وَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنطِقَ الطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِن كُلِّ شَيْءٍ إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِينُ
﴿١٦﴾
Bahasa Indonesia
Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: "Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata".
Quraish Shihab
Alkisah, tampuk kerajaan dan kekuasaan berpindah dari Nabi Dâwûd a. s. kepada putranya, Sulaymân. Sulaymân berkata, "Wahai manusia, kami diajari bahasa burung, kami mendapatkan banyak karunia yang akan kita butuhkan dalam menjalankan pemerintahan. Sungguh nikmat-nikmat itu adalah karunia yang khusus diberikan oleh Allah kepada kami. "(1). (1) Sulaymân adalah putra Dâwûd, raja dan nabi seperti ayahandanya, hidup sekitar tahun 974–937 S. M. Ia memperoleh mukjizat yang sangat unik seperti, antara lain, memahami bahasa burung. Hal itu lebih dapat dimengerti melalui penelitian belakangan ini bahwa masing-masing jenis burung memiliki bahasa khusus untuk saling berkomunikasi, baik melalui gerakan, suara atau isyarat.
Tafsir Jalalayn
(Dan Sulaiman telah mewarisi Daud) yakni kenabian dan ilmunya tidak kepada putra-putra Nabi Daud yang lainnya (dan dia berkata, "Hai manusia! Kami telah diberi pengertian tentang ucapan burung) yakni ia memahami suara-suaranya dan apa yang dimaksudnya (dan kami diberi segala sesuatu) sebagaimana yang telah diberikan kepada para nabi dan para raja. (Sesungguhnya ini) semua yang diberikan ini (benar-benar satu karunia yang nyata").