وَلَوْلَا أَن تُصِيبَهُم مُّصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَيَقُولُوا رَبَّنَا لَوْلَا أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولًا فَنَتَّبِعَ آيَاتِكَ وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
﴿٤٧﴾
Bahasa Indonesia
Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab menimpa mereka disebabkan apa yang mereka kerjakan: "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau tidak mengutus seorang rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau dan jadilah kami termasuk orang-orang mukmin".
Quraish Shihab
Kalau bukan karena ucapan orang-orang kafir--ketika mereka ditimpa hukuman karena kekufuran mereka--yang melontarkan alasan, "Ya Tuhan kami, Engkau belum mengutus seorang rasul kepada kami, sehingga kami percaya kepadanya dan tunduk dengan mukjizatnya serta menjadi golongan orang-orang Mukmin," niscaya tidak akan pernah ada misi kerasulan.
Tafsir Jalalayn
(Dan agar mereka sewaktu ditimpa musibah) azab (disebabkan apa yang telah di kerjakan oleh tangan-tangan mereka) berupa kekafiran dan selainnya (mereka tidak akan mengatakan, "Ya Rabb kami! Mengapa tidak) yakni kenapa tidak (Engkau utus seorang Rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau) yang dibawa oleh Rasul Engkau (dan jadilah kami termasuk orang-orang yang beriman") Jawab dari lafal Laula dibuang, dan lafal yang sesudahnya merupakan Mubtada. Maksudnya, seandainya tidak karena azab yang menimpa mereka sebagai penyebab dari perkataannya. Atau maksudnya, seandainya tidak ada perkataan mereka yang menyebabkan turunnya azab, niscaya akan Kami segerakan kepada mereka azab itu, dan niscaya pula Kami tidak akan mengutusmu kepada mereka sebagai seorang Rasul.