indonesia [Berubah]

Al-Hajj-52, Surah Haji Ayat-52

22/Al-Hajj-52 - Quran pembacaan ke oleh Abu Bakr al Shatri
berikutnya
sebelumnya
share on facebook  tweet  share on google  print  
52

Al-Hajj-52, Surah Haji Ayat-52

Bandingkan semua terjemahan Indonesia Surah Al-Hajj - Ayat 52

سورة الحج

Surah Al-Hajj

Bismillāhir rahmānir rahīm

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ إِلَّا إِذَا تَمَنَّى أَلْقَى الشَّيْطَانُ فِي أُمْنِيَّتِهِ فَيَنسَخُ اللَّهُ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ ثُمَّ يُحْكِمُ اللَّهُ آيَاتِهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ﴿٥٢﴾
22/Al-Hajj-52: Wama arsalna min qablika min rasoolin wala nabiyyin illa itha tamanna alqa alshshaytanu fee omniyyatihi fayansakhu Allahu ma yulqee alshshaytanu thumma yuhkimu Allahu ayatihi waAllahu AAaleemun hakeemun

Bahasa Indonesia

Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,

Quraish Shihab

Janganlah kamu bersedih, wahai Muhammad, mendapati perlakuan orang-orang kafir itu! Sebelum kamu pun, setiap kali seorang rasul atau seorang nabi membacakan sesuatu untuk mengajak mereka kepada kebenaran, semua rasul itu dihalangi oleh setan-setan manusia yang membangkang. Setan-setan itu bermaksud untuk menggagalkan dakwah, membuat keragu-raguan dalam sesuatu yang dibacakan itu, dan akhirnya membuat seruan nabi atau rasul itu tidak ada harapan untuk dipenuhi. Tetapi Allah menggagalkan rencana mereka itu, dan kemenangan pun, akhirnya, berada di pihak kebenaran. Allah telah mengokohkan syariat dan menolong rasul-Nya. Dia yang Mahatahu akan keadaan dan tipu daya manusia lagi Mahabijaksana untuk meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.

Tafsir Jalalayn

(Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun) rasul adalah seorang nabi yang diperintahkan untuk menyampaikan wahyu (dan tidak pula seorang nabi) yaitu orang yang diberi wahyu akan tetapi tidak diperintahkan untuk menyampaikannya (melainkan apabila ia membaca) membacakan Alquran (setan pun, memasukkan godaan-godaan terhadap bacaannya itu) membisikkan apa-apa yang bukan Alquran dan disukai oleh orang-orang yang ia diutus kepada mereka. Sehubungan dengan hal ini Nabi saw. pernah mengatakan setelah beliau membacakan surah An-Najm, yaitu sesudah firman-Nya, "Maka apakah patut kalian (hai orang-orang musyrik) menganggap Lata, Uzza dan Manat yang ketiganya..." (Q.S. An-Najm, 19-2O) lalu beliau mengatakan, "Bintang-bintang yang ada di langit yang tinggi itu, sesungguhnya manfaatnya dapat diharapkan". Orang-orang musyrik yang ada di hadapan Nabi saw. kala itu merasa gembira mendengarnya. Hal ini dilakukan oleh Nabi saw. di hadapan mereka, dan sewaktu Nabi saw. membacakan ayat di atas lalu setan meniupkan godaan kepada lisan Nabi saw. tanpa ia sadari, sehingga keluarlah perkataan itu dari lisannya. Maka malaikat Jibril memberitahukan kepadanya apa yang telah ditiupkan oleh setan terhadap lisannya itu, lalu Nabi saw. merasa berduka cita atas peristiwa itu. Hati Nabi saw. menjadi terhibur kembali setelah turunnya ayat berikut ini, ("Allah menghilangkan) membatalkan (apa yang ditiupkan oleh setan itu, dan Dia menguatkan ayat-ayat-Nya) memantapkannya. (Dan Allah Maha Mengetahui) apa yang telah dilancarkan oleh setan tadi (lagi Maha Bijaksana) di dalam memberikan kesempatan kepada setan untuk dapat meniupkan godaannya kepada Nabi saw. Dia berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya.
52