indonesia [Berubah]

Al-Baqarah-150, Surah Sapi Betina Ayat-150

2/Al-Baqarah-150 - Quran pembacaan ke oleh Abu Bakr al Shatri
berikutnya
sebelumnya
share on facebook  tweet  share on google  print  
150

Al-Baqarah-150, Surah Sapi Betina Ayat-150

Bandingkan semua terjemahan Indonesia Surah Al-Baqarah - Ayat 150

سورة البقرة

Surah Al-Baqarah

Bismillāhir rahmānir rahīm

وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَيْكُمْ حُجَّةٌ إِلاَّ الَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنْهُمْ فَلاَ تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِي وَلأُتِمَّ نِعْمَتِي عَلَيْكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ ﴿١٥٠﴾
2/Al-Baqarah-150: Wamin haythu kharajta fawalli wajhaka shatra almasjidi alharami wahaythu ma kuntum fawalloo wujoohakum shatrahu lialla yakoona lilnnasi AAalaykum hujjatun illa allatheena thalamoo minhum fala takhshawhum waikhshawnee waliotimma niAAmatee AAalaykum walaAAallakum tahtadoona

Bahasa Indonesia

Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.

Quraish Shihab

Pegang teguhlah perintah Allah dalam persoalan kiblat, bersegeralah engkau dan umatmu memenuhi seruan itu. Hadapkan wajahmu ke arah al-Masjid al-Harâm dari tempat perjalananmu dan di bumi mana pun kalian berpijak. Yang demikian itu agar memutuskan argumentasi mereka yang menentang dan memperdebatkan. Seandainya engkau tidak menaati perintah peralihan kiblat ini niscaya orang-orang Yahudi akan berkata, "Bagaimana mungkin Muhammad bersembahyang menghadap Bayt al-Maqdis, padahal di antara sifat yang disebutkan dalam kitab-kitab kami bahwa ia berkiblat ke Ka'bah." Sementara orang-orang musyrik berkata, "Bagaimana Muhammad mengaku sebagai pengikut agama Ibrâhîm, sementara ia menyalahi kiblatnya?" Kenyataannya adalah bahwa orang-orang zalim yang menyimpang dari kebenaran tidak akan pernah menghentikan perdebatan dan menyadari kesesatan mereka, bahkan mereka berkata, "Sungguh bahwa peralihan kiblat ke arah Ka'bah itu semata-mata didorong oleh kecondongan pada agama leluhur dan cinta negeri sendiri." Jangan kau hiraukan mereka, sebab hujatan-hujatan mereka itu tidak akan mendatangkan mudarat bagi kamu. Takutlah pada Kami dan jangan kalian melanggar perintah, karena dengan perintah ini Kami bermaksud menyempurnakan nikmat Kami pada kalian. Penentuan Ka'bah sebagai kiblat kalian akan lebih memantapkan dan mendekatkan diri kalian pada petunjuk Kami.

Tafsir Jalalayn

(Dan dari mana saja kamu berangkat, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, maka hadapkanlah mukamu ke arahnya!) Diulang-ulang untuk memperkuat (agar tidak ada bagi manusia) baik Yahudi maupun orang musyrik (hujah atas kamu) maksudnya alasan agar kamu meninggalkan dan berpaling ke arah lainnya, yakni untuk menyangkal perdebatan mereka dengan kamu, misalnya kata orang-orang Yahudi, "Ia mengingkari agama kita tetapi ia mengikuti arah kiblat kita," dan kata orang-orang musyrik, "Ia mengaku mengikuti agama Ibrahim tetapi ia melanggar arah kiblatnya," (kecuali orang-orang yang aniaya di antara mereka) disebabkan keingkaran. Mereka mengatakan bahwa perpalingan Muhammad ke Kakbah itu sebabnya tidak lain hanyalah karena kecenderungannya pada agama nenek moyangnya. 'Itstitsna' atau pengecualian di sini adalah 'muttashil' atau berhubungan dan maksudnya adalah tak ada omelan seorang pun kepadamu selain dari omelan mereka itu. (Maka janganlah kamu takut kepada mereka) maksudnya teramat khawatir disebabkan peralihan kiblat itu (tetapi takutlah kepada-Ku) yaitu dengan mengikuti segala perintah-Ku, (dan agar Aku sempurnakan) `athaf atau dihubungkan pada 'li alla yakuuna', (nikmat-Ku kepadamu) dengan menuntunmu pada pokok agamamu (dan supaya kamu memperoleh petunjuk) pada kebenaran.
150