وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِب بِّهِ وَلَا تَحْنَثْ إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
﴿٤٤﴾
Bahasa Indonesia
Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya).
Quraish Shihab
Ayyûb pernah bersumpah akan memukul salah seorang anggota keluarganya dengan beberapa kayu. Lalu Allah membebaskan sumpahnya dengan cara memerintahkannya mengambil seikat kayu sebanyak yang disumpahnya, untuk dipukulkan kepadanya. Ia pun memukulnya dengan seikat kayu tadi. Dengan begitu dia melaksanakan sumpahnya dengan penderitaan yang lebih sedikit. Sesungguhnya Allah telah memberikan karunia-Nya berupa nikmat tersebut karena Ayyûb sabar atas cobaan sehingga pantas menerima pujian itu. Maka ia adalah sebaik-baik hamba, karena selalu kembali kepada Allah dalam segala permasalahan.
Tafsir Jalalayn
(Dan ambillah dengan tanganmu seikat rumput) yakni seikat rumput lalang atau seikat ranting-ranting (maka pukullah dengan itu) istrimu, karena Nabi Ayub pernah bersumpah, bahwa ia sungguh akan memukul istrinya sebanyak seratus kali deraan, karena pada suatu hari ia pernah tidak menuruti perintahnya (dan janganlah kamu melanggar sumpah) dengan tidak memukulnya, lalu Nabi Ayub mengambil seratus tangkai kayu Idzkhir atau kayu lainnya, lalu ia memukulkannya sekali pukul kepada istrinya. (Sesungguhnya Kami dapati dia seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba) adalah Nabi Ayub. (Sesungguhnya dia amat taat) kepada Allah swt.